Perjalanan grup vokal perempuan asal Indonesia, No Na, tidak lepas dari cerita menarik mengenai asal-usul nama mereka. Dalam sebuah sesi wawancara eksklusif bersama Billboard, para personel Baila Fauri, Christy Gardena, Shazfa Adesya, dan Esther Geraldine membagikan kisah di balik pemilihan identitas grup yang kini mereka banggakan.
Esther menjelaskan bahwa nama No Na berasal dari kosakata dalam bahasa Indonesia. Kata “Nona” sendiri, dalam percakapan sehari-hari di Indonesia, sering digunakan sebagai sapaan sopan untuk perempuan muda, setara dengan sebutan “Miss” dalam bahasa Inggris.
“No Na dasarnya berarti Miss (dalam bahasa Inggris), itu kayak kita panggil satu sama lain. Nona Christie, Nona Baila, Nona Shaz,” kata Esther seperti dikutip dari kanal YouTube Billboard.
Ungkapan tersebut memperlihatkan bagaimana pemilihan nama tersebut bukan sekadar estetika atau kemudahan branding, namun sarat akan nilai budaya dan keterikatan identitas mereka sebagai perempuan Indonesia.
Di sisi lain, Shaz mengungkapkan bahwa proses merumuskan nama yang tepat justru menjadi tantangan tersendiri di awal pembentukan grup ini. Baginya, mencari nama yang bisa mewakili semangat serta visi mereka bukan perkara mudah.
“Aku rasa pemilihan nama jadi yang paling sulit dari segala proses awalnya,” tutur Shaz.
Nama, dalam pandangan No Na, ibarat wajah pertama yang dikenali publik. Maka, tidak mengherankan jika mereka sangat berhati-hati memilih kata yang bisa menggambarkan esensi mereka secara utuh.
Lebih jauh, Shaz menuturkan motivasi besar yang mendasari terbentuknya No Na. Mereka tidak sekadar ingin tampil dan dikenal, melainkan membawa citra Indonesia ke pentas global. Keinginan tersebut lahir dari kesadaran akan kekayaan negeri mereka—baik dari segi talenta, keragaman budaya, hingga karakter unik setiap anggotanya.
“Banyak yang bisa ditawarkan dari negara kita, talenta, keberagaman,” kata Shaz.
“Kayak kita semua orang Indonesia, tapi kita punya look yang berbeda, dan punya personaliti yang berbeda juga,” tambahnya.
Keragaman dalam tubuh No Na sendiri menjadi miniatur dari Indonesia yang luas dan majemuk. Shaz menyampaikan bahwa latar belakang Indonesia sebagai negara kepulauan turut berperan besar dalam membentuk identitas bangsa yang penuh warna.
“Ada 17.500 sekian pulau di Indonesia, terdiri dari banyak suku, banyak budaya, dan banyak hal yang bisa kita perkenalkan ke dunia soal Indonesia itu sendiri,” tandasnya.
Semangat untuk menampilkan kekayaan budaya dan identitas Indonesia inilah yang akan mereka bawa ke panggung internasional. No Na dijadwalkan tampil dalam ajang Head in the Clouds Los Angeles 2025, sebuah festival musik berskala global yang digelar di Amerika Serikat.
Penampilan ini akan menjadi debut mereka di panggung Head in the Clouds, tepatnya pada hari pertama festival tersebut. Grup ini dijadwalkan naik panggung pada Minggu, 1 Juni 2025 pukul 06.40 WIB, membawa semangat Nusantara ke hadapan penonton mancanegara.
Kehadiran No Na di ajang ini menjadi simbol bahwa musik Indonesia terus melangkah menembus batas, mengusung semangat yang tak hanya lokal, tetapi juga universal.






