Spekulasi yang beredar terkait rencana produsen otomotif terkemuka asal Jepang, Toyota, untuk membeli Neta Auto, perusahaan kendaraan listrik dari Tiongkok, akhirnya dibantah secara langsung oleh kedua belah pihak.
Mengutip laporan dari Car News China, baik Toyota maupun Neta Auto kompak menyampaikan bahwa kabar tersebut tidaklah benar. Di tengah isu ini, Neta sendiri sedang berjuang mempertahankan eksistensinya akibat krisis finansial yang melanda dalam beberapa bulan terakhir.
Melalui pernyataan resmi, Toyota Motor (China) Investment Co., Ltd., menegaskan penolakannya terhadap rumor yang menyebut mereka berminat mengakuisisi Neta. Pernyataan ini ditegaskan langsung oleh Xu Yiming, yang menjabat sebagai Kepala Komunikasi Merek Toyota China.
“Kami belum pernah mendengar masalah ini dan meminta bantuan untuk mengklarifikasi rumor ini,” ujar Xu.
Tak hanya itu, sejumlah media lokal di Tiongkok turut memastikan informasi ini kepada pihak Neta Auto, dan hasilnya serupa: kabar tersebut sepenuhnya ditepis. Neta secara terbuka menyatakan bahwa tidak ada proses akuisisi yang dilakukan oleh Toyota terhadap mereka.
Neta Didera Gelombang Masalah Keuangan
Badai keuangan yang menerpa Neta bukanlah hal baru. Awal tahun ini, tepatnya pada bulan Maret 2025, beberapa rekanan pemasok mendatangi kantor pusat Neta yang berada di Shanghai. Mereka menuntut pembayaran yang tertunggak, ibarat kreditor yang menagih janji lama.
Situasi ini mendorong Neta untuk segera mengadakan pertemuan dengan para pemasok, dengan tujuan mencari jalan keluar melalui restrukturisasi utang.
Pada tanggal 25 Maret 2025, Neta Auto menyampaikan bahwa mereka berhasil mencapai titik temu dengan 134 pemasok utama, dalam bentuk perjanjian konversi utang menjadi saham. Nilai total dari kesepakatan tersebut mencapai lebih dari 2 miliar yuan, atau setara dengan Rp 4,3 triliun.
Langkah ini pun mendapat respons positif dari sejumlah mitra besar, termasuk CATL dan Gotion High-Tech, yang menyatakan dukungannya terhadap upaya penyelamatan perusahaan.
Pendanaan Tak Kunjung Turun
Dalam upaya mengamankan dana segar demi kelangsungan operasional dan pengembangan produk, Neta Auto menggelar rapat bersama pemegang saham pada 24 Januari 2025. Target pendanaan dalam bentuk seri E dipatok di angka 4–4,5 miliar yuan atau sekitar Rp 8,8–9,6 triliun, dengan sekitar 3 miliar yuan (Rp 6,6 triliun) diklaim akan disuntik oleh investor utama.
Menurut peta rencana (roadmap) internal perusahaan, suntikan modal tersebut seharusnya mulai masuk pada April 2025, sebagai bagian dari strategi mempercepat pemulihan produksi dan memperkenalkan lini produk terbaru.
Namun sayangnya, sumber dari dalam tubuh Neta Auto mengungkap bahwa hingga pertengahan Mei 2025, dana yang ditunggu-tunggu itu belum juga terealisasi.
Sebagai pukulan tambahan, data pengadilan tertanggal 13 Mei 2025 mengindikasikan bahwa Hozon New Energy Automobile Co., Ltd., selaku induk dari Neta Auto, kini menghadapi proses peninjauan kebangkrutan.
Masalah hukum ini dipicu oleh gugatan yang dilayangkan oleh Shanghai Yuxing Advertising Co., Ltd., dan kini tengah ditangani oleh Pengadilan Rakyat Menengah Kota Jiaxing, Zhejiang, berdasarkan informasi dari Platform Pengungkapan Informasi Kebangkrutan Perusahaan Nasional.






