Pabrikan otomotif asal Tiongkok, Great Wall Motor (GWM), kini resmi meluncurkan model perdananya yang dirakit di Tanah Air, yakni Haval Jolion. Unit tersebut lahir dari lini produksi milik Inchcape Manufacturing Facility yang berlokasi di Wanaherang, Bogor lokasi yang juga dikenal sebagai tempat perakitan kendaraan Mercedes-Benz di Indonesia.
Perakitan Haval Jolion di Indonesia dilakukan dalam bentuk Incomplete Knocked Down (IKD). Artinya, kendaraan datang dalam kondisi bodi yang sudah jadi dan telah melalui proses pengecatan dari negara asalnya, Tiongkok. Di Indonesia, kendaraan hanya mengalami proses perakitan akhir dan penyempurnaan pada bagian interior.
“Incomplete Knocked Down (IKD), maksudnya apa? Bodi sudah utuh dan dicat dari GWM China, sampai di sini hanya trimming dan rakit saja. Jadi tidak ada welding (las) atau body shop, sampai paint shop,” kata Director of Quality Inchcape Indonesia, Adriana Sukmanaputra ditemui pekan ini.
Adriana menambahkan bahwa proses perakitan model Haval Jolion dengan skema IKD ini telah dimulai sejak Oktober 2024. Namun, tingkat kandungan komponen dalam negeri yang digunakan pada model SUV berteknologi Hybrid Electric Vehicle (HEV) tersebut saat ini masih tergolong minim.
“Syarat IKD itu harus menggunakan komponen lokal juga dalam kurun waktu 5 tahun ke depan. Itu yang menjadi on going study untuk lokalisasi, ke depan kita akan lokalkan axle (as roda) karena ini sesuai dengan syarat pemerintah, kemudian emblem, stiker, klakson juga,” bebernya.
Saat ini, hanya dua jenis komponen yang berasal dari dalam negeri, yaitu ban dan aki 12 volt. Meski jumlahnya masih terbatas, namun GWM menunjukkan tekadnya untuk memperbesar kontribusi lokal melalui strategi bertahap dan studi kelayakan lanjutan.
Selama lebih dari setengah tahun berjalan, lebih dari 300 unit Haval Jolion rakitan Wanaherang telah berhasil diproduksi dan dipindahkan ke gudang penyimpanan di wilayah Purwakarta, Jawa Barat. Angka tersebut menjadi simbol komitmen GWM terhadap pasar Indonesia.
Tak hanya sebagai pusat perakitan, fasilitas di Wanaherang juga memiliki sarana pengujian khusus. Tempat ini disiapkan untuk memastikan bahwa seluruh fitur yang disematkan pada Haval Jolion berfungsi dengan optimal, termasuk teknologi keselamatan aktif seperti Advanced Driver Assistance System (ADAS).
Sebagai bentuk transparansi dan promosi produk, media massa—termasuk kumparan—berkesempatan untuk langsung menjajal performa fitur ADAS yang tersedia pada varian Haval Jolion Ultra. Model ini menjadi salah satu tipe terbaru yang diluncurkan oleh GWM pada tahun ini.
Dalam pengujian tersebut, fitur Autonomous Emergency Braking (AEB) menjadi sorotan utama. Teknologi ini ibarat mata ketiga bagi pengemudi, di mana mobil mampu mendeteksi benda atau kendaraan di depan, menganalisa kecepatan serta jarak, dan secara otomatis mengaktifkan rem untuk menghindari potensi kecelakaan.
Sistem kerja fitur AEB ini mengandalkan kamera yang berfungsi sebagai mata kendaraan, yang terus memindai lingkungan sekitar. Begitu objek terdeteksi, sistem akan merespons dengan menganalisa data dan memberi sinyal ke sistem pengereman agar kendaraan berhenti secara aman.
Selain itu, awak media juga diberi kesempatan menjajal fitur tambahan lainnya seperti kamera 360 derajat yang menawarkan pandangan menyeluruh, fitur akselerasi Launch Control, dan manuver mini slalom di lintasan berbentuk angka delapan. Uji coba ini membuktikan bahwa Haval Jolion tidak hanya unggul di teknologi, tapi juga kenyamanan berkendara.
GWM mengklaim bahwa sarana pengujian fitur keselamatan aktif di fasilitas Inchcape merupakan salah satu yang terdepan dan belum tentu dimiliki oleh para pesaing di pasar otomotif nasional. Hal ini memperkuat posisi GWM sebagai pemain baru yang serius menggarap pasar Indonesia.






