Kepergian dua tunggal putra andalan Indonesia, Jonatan Christie dan Chico Aura Dwi Wardoyo, dari pusat pelatihan nasional (Pelatnas) Cipayung, mendorong PP PBSI untuk segera menggulirkan percepatan regenerasi di sektor ini.
Hal tersebut ditegaskan oleh Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Eng Hian, yang menyatakan bahwa program regenerasi dipercepat ini merupakan bagian dari strategi berjangka panjang yang telah dirancang jauh hari. Program ini tidak hanya difokuskan pada sektor tunggal putra, tetapi mencakup seluruh bidang di bawah naungan PBSI.
“Program akselerasi regenerasi ini memang sudah kami rancang, tidak hanya di tunggal putra tapi juga di semua sektor,” kata Eng Hian dalam konferensi pers di Pelatnas PBSI Cipayung, Jakarta, Kamis.
Langkah ini juga menjadi bagian dari upaya mempersiapkan atlet menuju panggung olahraga dunia, khususnya Olimpiade Los Angeles 2028. Para pemain muda seperti Alwi Farhan dan M. Zaki Ubaidillah kini mulai digodok agar mampu tampil di ajang internasional dengan performa yang mumpuni.
PBSI, imbuh Eng Hian, telah memiliki pengalaman dalam menghadapi kekosongan figur senior di sektor ini. Hal tersebut pernah terjadi pada rentang waktu 2013–2014, ketika sektor tunggal putra kehilangan tokoh utama, namun kemudian muncul Jonatan, Anthony Sinisuka Ginting, dan Ihsan Maulana Mustofa sebagai pengganti yang menjanjikan.
“Kami sudah punya pengalaman serupa di 2013–2014, ketika sektor tunggal putra kosong dari sosok senior dan Jonatan, Anthony Sinisuka Ginting, serta Ihsan Maulana Mustofa jadi tulang punggung tim nasional,” ujarnya.
Eng Hian juga menyoroti pentingnya peran Anthony Ginting yang saat ini masih menjadi bagian dari Pelatnas. Ia menilai kehadiran Ginting dapat menjadi teladan atau inspirasi bagi para pemain muda yang tengah menjalani proses percepatan.
“Ginting bisa menjadi role model yang baik bagi para junior,” kata Eng Hian.
Selain pembinaan teknis di dalam negeri, PBSI turut menyiapkan berbagai program intensif, termasuk pengiriman atlet ke turnamen luar negeri sebagai bentuk peningkatan jam terbang dan penguatan mental bertanding.
“Sudah kami siapkan semua, dari program latihan sampai penempatan di turnamen-turnamen penting untuk mempercepat proses adaptasi para pemain muda,” kata Eng Hian.
Adapun keputusan Jonatan dan Chico untuk hengkang dari Pelatnas diumumkan secara resmi. Keduanya memilih menjalani pola latihan di luar lingkungan pelatnas dengan bergabung ke sistem pelatihan berbasis klub.
“Hari ini, Jonatan dan Chico menyampaikan niatnya untuk menjalani model latihan berbasis klub di luar Pelatnas. Kami menghargai keputusan tersebut sebagai bagian dari proses profesionalisme atlet,” ujar Wakil Ketua Umum I PP PBSI Taufik Hidayat.
Taufik menegaskan bahwa langkah tersebut bukanlah bentuk pemutusan hubungan, melainkan bagian dari kerja sama yang lebih fleksibel demi mendukung reformasi pola pembinaan atlet nasional.
“Keputusan ini bukan merupakan bentuk perpisahan antara PBSI dan kedua pemain, melainkan sebuah langkah kolaboratif yang sejalan dengan upaya transformasi sistem pembinaan atlet nasional.”






